Minggu, 28 November 2021

Fenomena Banjir di Indonesia

Memasuki bulan yang ber-akhiran "ber" seperti september, oktober, november dan desember biasanya selalu musim hujan nih. Hal ini disebabkan oleh angin muson barat. Angin muson barat adalah angin yang bertiup pada bulan Oktober sampai bulan bulan April. Angin muson barat bersifat basah dan banyak menghasilkan hujan. Angin tersebut bergerak dari Benua Asia ke Benua Australia. Saat itu di Asia sedang berlangsung musim dingin, suhu udara rendah tekanan udara tinggi. Sedangkan di Australia saat itu sedang berlangsung musim panas, suhu udara tinggi tekanan udara rendah. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), angin muson Barat melewati perairan yang luas, seperti Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Sehingga mengandung banyak uap air dan menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan.

Biasanya musim hujan akan menyebabkan banjir didaerah dataran rendah. Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Penyebab banjir ada 3 yaitu:

1. Aktivitas Manusia

- Pemanfaatan daratan banjir yang digunakan untuk pemukiman.

-Penggundulan hutan yang kemudian mengurangi resapan pada tanah, sehingga terjadi erosi yang mengakibatkan sedimentasi di terusan sungai kemudian mengganggu jalannya air.

-Pemukiman dan pembangunan di daerah daratan banjir dan pembuatan saluran air yang tidak direncanakan dengan baik.

-Membuang sampah sembarangan dapat menyumbat saluran air terutama di perumahan

2. Kondisi Alam yang Tetap (Statis)

-Kondisi geografi yang berada pada daerah yang sering terkena badai atau siklon.

-Kondisi alur sungai, seperti kemiringan dasar sungai yang datar, berkelok-kelok atau timbulnya sumbatan.

3. Peristiwa Alam yang Dinamis

-Curah hujan yang tinggi.

-Terjadi pembendungan atau arus balik yang sering terjadi di muara sungai dan pertemuan sungai besar.

- Penurunan permukaan tanah atau amblesan yang dikarenakan pengambilan air tanah yang berlebihan sehingga permukaan tanah menjadi lebih rendah dari pada permukaan laut.

4. Kondisi Topografis

Semakin curam suatu lereng, maka kecepatan aliran air juga akan semakin cepat. Tentunya, hal ini dipengaruhi oleh kondisi tapografis di wilayah tertentu. Sejumlah daerah di Indonesia seperti di Kabupaten Jayapura, yang didominasi oleh kemiringan lereng curam, juga berisiko mengalami banjir bandang.

Banjir menyebabkan banyak sekali dampak negatif bagi lingkungan disekitarnya. Contohnya:

1. Kerusakan Sarana Prasarana

Banjir dapat merusak sarana dan prasarana karena terjangan banjir dapat merusak berbagai fasilitas umum, kendaraan, rumah sampai merubuhkan jembatan.

2. Melumpuhkan Transportasi

Banjir yang meluap hingga jalan raya dapat menimbulkan lumpuhnya trasportasi. Akibatnya baik warga maupun pengendara tidak dapat melewati jalan yang tergenang air. Sehingga mengakibatkan kerugian secara ekonomi.

3. Pencemaran Lingkungan

Luapan banjir akan membuat lingkungan kotor dan tidak sedikit sampah yang tergenang oleh banjir. Selain itu, banjir akan membawa berbagai penyakit seperti diare, demam tifoid dan leptospirosis.

4. Pemicu tanah longsor 

Semakin deras hujan turun maka semakin tinggi air banjir yang menyebabkan tanah dan jalana terkikis dan dapat menjadi longsor.



5. Sulitnya Air Bersih

Apabila banjir datang, jumlah air bersih pun otomatis berkurang. Padahal air bersih sangat dibutuhkan dalam keadaan seperti ini.


6. Muncul Korban Jiwa

Adapun dampak negatif banjir yang paling parah, yakni munculnya korban jiwa. Hadirnya
korban sebagai dampak banjir bandang sering kali dikarenakan terseret arus atau luapan air yang tak terprediksikan.


Lalu bagaimana cara mencegah banjir? Ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Berikut adalah caranya.

1. Membersihkan selokan
Membersihkan selokan secara rutin dapat mencegah banjir. Periksa selokan secara berkala dan pastikan selokan tidak ada penyumbatan. Penyumbatan bisa menjadi salah satu faktor penyebab banjir karena air tidak mengalir dengan lancar. Jika hujan datang, maka air hujan tidak bisa mengalir ke tempat lain sehingga terjadi banjir. Oleh sebab itu, penting untuk memastikan tidak ada penyumbatan yang terjadi di selokan.

2. Membersihkan halaman rumah dan sekitarnya
Hindari menumpukan daun, puing-puing, atau benda-benda lain yang berpotensi menimbulkan penyumbatan pada selokan. Jika rumah Anda banyak pohon, maka Anda harus sering membersihkan daun-daun yang jatuh dan dibuang ke tempat sampah. Membersihkan halaman rumah secara rutin apat mencegah potensi penyumbatan pada selokan sehingga tidak terjadi banjir.


3. Membuang sampah pada tempatnya
Mungkin kita sudah bosan mendengar kalimat “Buanglah sampah pada tempatnya.” Hal ini memang terdengar sepele, tetapi sangat penting untuk kita lakukan. Setiap sampah yang kita buang sembarangan dapat berpotensi menyumbat saluran air. Meskipun kita membuang sampahnya tidak dekat selokan, tetapi sampah tersebut bisa tertiup angin dan akhirnya jatuh ke saluran air.

4. Mempunyai taman di depan rumah
Membuat taman kecil di rumah bisa mencegah banjir. Kurangnya daerah hijau, khususnya di perkotaan, membuat banjir semakin parah. Pohon memiliki akar yang berfungsi untuk menyerap air. Jika tidak ada pohon, membuat air hujan tidak bisa diserap ke dalam tanah sehingga menyebabkan banjir. 

5. Memasang lubang biopori
Lubang biopori adalah lubang berbentuk silinder yang ditanam didalam secara vertikal. Lubang biopori biasanya memiliki kedalaman 100 cm. Sebaiknya, lubang dipasang di daerah titik air berkumpul. Anda bisa memasangnya di dekat pohon, dasar selokan, ataupun di pekarangan rumah.

Dengan adanya lubang biopori, maka air hujan akan lebih mudah terserap ke tanah. Hal ini menyebabkan meningkatnya cadangan air tanah dan mengurangi risiko banjir. Selain itu, Anda juga bisa membuang sampah organik ke dalam lubang ini. Lubang ini juga memiliki fungsi untuk mengubah sampah organik menjadi kompos sehingga dapat mengurangi sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir.


6. Menggunakan paving block 
Selain membuat taman di halaman rumah, alternatif lain untuk menambah daerah resapan adalah dengan menggunakan paving block. Usahakan jangan menutup semua halaman dengan aspal atau beton karena bahan-bahan tersebut tidak bisa menyerap air.
7. Memasang grass block 

Alternatif lain dari paving block adalah dengan memasang grass block. Grass block memiliki fungsi yang sama dengan paving block, yaitu keduanya bisa menambah daerah resapan air. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat keduanya pun sama, namun keduanya memiliki perbedaan. Perbedaan terbesar adalah grass block mempunyai rumput di sela-selanya sedangkan paving block tidak.
Grass block dapat meningkatkan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dengan adanya rumput di sela-sela block. Selain itu, grass block membuat rumah lebih hijau dan menambah keunikan dari halaman rumah.


8. Menghindari membangun rumah dipinggir sungai

Rumah-rumah di pinggir sungai sangat rawan banjir. Ketika musim hujan tiba, intensitas curah hujan tinggi sehingga air di sungai pun meningkat. Jika sistem drainase tidak lancar dan sampah menumpuk, maka yang paling terkena dampak adalah rumah-rumah yang berada di tepi sungai.

9. Mempertinggi rumah
Jika Anda tinggal di daerah yang rawan banjir, sebaiknya Anda membangun rumah lebih tinggi daripada jalan sekitar satu meter ataupun lebih. Hal ini untuk mencegah banjir masuk ke rumah. Hal lain yang bisa Anda lakukan adalah menaikkan soket lebih tinggi di dinding agar air tidak menghantarkan listrik apabila banjir masuk ke rumah.

10. Membuat roof garden
Zaman sekarang banyak orang yang memiliki rumah dengan tanah yang sempit karena keterbatasan lahan. Hal ini menyebabkan banyak orang, khususnya di perkotaan, tidak memiliki taman di halaman rumahnya. Nah, membangun taman di atap rumah bisa menjadi salah satu alternatif. Anda bisa mencegah banjir tanpa menghabiskan banyak space di rumah. Selain sebagai tempat menyerap air hujan, roof garden juga bisa berfungsi untuk menciptakan udara yang lebih segar dan menghilangkan stres.


Sekian yang bisa saya paparkan, semoga membantu kalian semua yah :) Jangan luppa dilaksanakan agar rumah kamu tidak kebanjiran.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Manajemen Proyek Rekayasa: Transformasi Infrastruktur Hijau di Perkotaan

  Dalam dunia yang semakin modern, kebutuhan akan infrastruktur yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menjadi semakin mendesak. Kuliah Man...